Kaulah Jawaban-Nya?
18 bulan bukan waktu yang singkat untuk mengagumimu.
18 bulan juga bukan waktu yang lama untuk mengenalmu.
Kamulah harapan yang kudoakan setiap ku menutup hariku.
Satu permintaan, satu harapan.
Jawaban atas semua pertanyaanku pada-Nya.
Terang atas kegelapan dalam sudut hati ini.
Beribu kali doa kuucapkan.
Beribu harapan kudambakan.
Berawal dari langkahmu di belakangku.
Berlanjut kepada obrolan singkat pada dunia maya.
Kepada tatapan yang tak sering kutangkap darimu untukku.
Kepada senyuman yang membuat pipiku memanas.
Kepada setiap sapaan yang melemaskan lutut.
Berakhir kepada jawaban bahwa kau mencintainya.
Kau doa yang ku-amin-kan selama ini.
Kau harapan yang ku-iya-kan sejauh ini.
Kau pula jawaban "tidak" dari kesia-siaan ini.
Bukan maksudku untuk menghilang seketika.
Hm, menghilang? Maaf, bahkan melihatku saja tidak, ya?
Tapi percayalah, bukan maksudku untuk menghindar.
Bukan inginku untuk "sengaja" tak mengenalmu.
Belum siap, hanya itu.
Aku belum siap melihat tatapan tajammu.
Aku belum siap melihat senyum manismu.
Aku belum siap mendengar suara lembutmu.
Karna kaulah harapan terbesar yang seketika harus kukubur.
Karna kaulah doa terbesar yang harus kusingkirkan.
Karna Tuhan telah menjawab, kau bukan jawaban atas semua pertanyaanku.
Aku selesai.
Terkadang ada perasaan yang tak perlu diungkapkan.
Terkadang ada rahasia yang tak perlu diketahui.
Terkadang ada kecewa yang tak perlu diperlihatkan.
Terkadang ada "cukup" yang memang tak perlu menjadi "harus".
Ya, aku sudah merasa cukup dengan mencintaimu diam-diam, melihatmu dari jauh, menyunggingkan senyum dibalik punggungmu.
Dan biarlah tetap menjadi rahasiaku.
Kau tak perlu tahu.
Berbahagialah bersamanya.
Doa terbaikku selalu untukmu.
Comments
Post a Comment